3 Mount Elizabeth, #14-15, Mount Elizabeth Medical Centre, Singapore 228510

Kolonoskopi

Kolonoskopi

Apa itu kolonoskopi?

Kolonoskopi adalah prosedur diagnostik dan investigasi yang memungkinkan dokter untuk memeriksa usus besar, yang meliputi kolon dan rektum (dubur). Prosedur kolonoskopi sangat penting dalam mengidentifikasi dan mengobati berbagai kondisi gastrointestinal (saluran cerna bagian atas), termasuk kanker usus besar; kanker paling umum di antara pria dan wanita di Singapura, dengan peningkatan angka kasus kanker jenis ini di kalangan dewasa muda.
Kolonoskopi dilakukan menggunakan kolonoskop, yaitu selang fleksibel berkamera dengan lampu untuk memvisualisasikan kondisi kesehatan usus besar pasien dan mengidentifikasi akar penyebab gejala yang berhubungan dengan usus besar. Selain pemeriksaan visual, kolonoskop sering dipakai dalam beberapa prosedur, seperti biopsi usus besar dan pengangkatan polip.
Kolonoskopi penting dalam pencegahan dan deteksi dini kanker usus besar.

Bagaimana cara kerjanya?

Persiapan kolonoskopi biasanya dimulai satu atau dua hari sebelum prosedur, dengan pasien yang mengikuti diet cairan bening dan mengonsumsi obat pencahar untuk membersihkan usus. Pada hari prosedur, pasien diberikan obat bius untuk memastikan kenyamanan. Kemudian, Anda akan dibaringkan dalam posisi miring, dengan lutut yang ditarik ke arah dada, kolonoskop akan dimasukkan secara hati-hati melalui anus dan dimasukkan melalui dubur ke dalam usus besar. Kamera di ujung kolonoskop akan mengirimkan gambar definisi tinggi ke monitor, sehingga memungkinkan dokter untuk memeriksa lapisan mukosa dengan cermat.
Selama pemeriksaan, jika dokter spesialis kami mendeteksi polip atau pertumbuhan massa mencurigakan lainnya, alat khusus bisa dimasukkan melalui kolonoskop untuk mengangkat polip atau melakukan biopsi. Kebutuhan terhadap prosedur tambahan ini akan diserahkan pada kebijakan dokter spesialis. Prosedur ini umumnya berlangsung selama 30-60 menit, meskipun diperlukan waktu tambahan untuk persiapan dan pemulihan.
Kolonoskopi adalah prosedur medis yang memungkinkan dokter untuk memeriksa lapisan dalam usus besar.

Apa saja manfaat dari kolonoskopi?

Kolonoskopi menawarkan beberapa manfaat signifikan untuk proses deteksi dan pengobatan beberapa masalah terkait usus besar.
Menaikkan tingkat kelangsungan hidup:
Salah satu manfaat utama kolonoskopi adalah kemampuannya untuk mendeteksi kanker kolorektal pada tahap awal sehingga lebih mudah diobati. Deteksi dini ini dapat secara signifikan menaikkan tingkat kelangsungan hidup penderita kanker usus besar.
Akurasi diagnostik:
Prosedur kolonoskopi memberikan pandangan yang menyeluruh tentang usus besar, sehingga memungkinkan diagnosis yang akurat pada berbagai kondisi, seperti penyakit radang usus (IBD), divertikulosis, dan menentukan sumber perdarahan gastrointestinal (saluran cerna bagian atas).
Minimal invasif:
Kolonoskopi tidak memerlukan sayatan bedah, sehingga menghasilkan risiko komplikasi yang lebih rendah dan waktu pemulihan yang lebih cepat daripada prosedur lain yang lebih invasif.
Kemampuan terapeutik:
Selain diagnosis, kolonoskopi juga bisa dipakai untuk mengobati gejala tertentu, seperti pendarahan pada rektum.
Mencegah perkembangan penyakit:
Kolonoskopi sangat penting dalam mencegah memburuknya kondisi gastrointestinal, seperti perkembangan polip usus besar menjadi kanker.
Polip kecil dapat diangkat selama kolonoskopi untuk mencegah perkembangan penyakit.

Apa saja kondisi yang bisa didiagnosis atau ditangani melalui kolonoskopi?

Kolonoskopi adalah prosedur serbaguna yang digunakan untuk mendiagnosis dan terkadang mengobati berbagai kondisi, seperti:
Kanker usus besar:
Skrining dan deteksi kanker usus besar.
Tumor dan pertumbuhan massa:
Mengidentifikasi atau mengangkat massa berukuran kecil yang bersifat jinak atau ganas (stadium 0-1).
Polip:
Identifikasi dan pengangkatan polip kecil.
Penyakit Radang Usus (IBD):
Mendiagnosis dan menilai tingkat keparahan IBD, termasuk penyakit Crohn dan kolitis ulseratif.
Divertikulosis dan divertikulitis:
Untuk mendiagnosis dan memantau penyakit divertikular.
Wasir:
Mendeteksi, mendiagnosis, dan berpotensi mengangkat wasir (hemoroid) jika dianggap perlu.
Obstruksi usus:
Dengan meluruskan usus besar yang terpelintir atau memasang stent di tempat penyempitan saluran usus.
Kolitis iskemik:
Mendiagnosis kolitis iskemik; suatu kondisi yang ditandai dengan penurunan aliran darah di usus besar.
Infeksi:
Mendeteksi infeksi yang disebabkan oleh bakteri, virus, atau parasit yang dapat menyebabkan peradangan pada usus besar.
Gejala yang tidak dapat dijelaskan:
Menyelidiki penyebab diare kronis, pendarahan rektal, nyeri perut, dan penurunan berat badan tanpa sebab.
Anemia karena defisiensi besi:
Menentukan lokasi pendarahan di usus besar yang mengakibatkan anemia.
Jika Anda menduga bahwa Anda menderita salah satu kondisi di atas, jangan menunggu sampai gejala semakin buruk. Jadwalkan kolonoskopi di CRCS Clinic sekarang juga untuk melindungi kesehatan Anda dan memastikan ketenangan pikiran.

Hasil apa yang dapat saya harapkan dari kolonoskopi?

Hasil kolonoskopi bergantung pada temuan selama prosedur:
Normal
Jika usus besar dalam kondisi sehat dan tidak ditemukan adanya kelainan, hasil ini meyakinkan. Skrining rutin dapat diatur pada interval yang direkomendasikan.
Abnormal:
Jika ada kelainan, kondisi ini dapat ditangani selama prosedur berlangsung (seperti pengangkatan polip kecil). Dalam kasus yang lebih serius, seperti terdeteksinya kanker usus besar stadium lanjut, sampel jaringan akan diambil untuk pemeriksaan histopatologi. Hasil biopsi ini biasanya akan keluar dalam waktu seminggu, yang mana akan memandu rencana lanjutan seperti pengobatan onkologi.

Berapa banyak sesi perawatan kolonoskopi yang dibutuhkan?

Satu sesi kolonoskopi biasanya sudah cukup untuk tujuan skrining atau diagnostik. Namun, frekuensi kolonoskopi lanjutan akan bergantung pada faktor risiko individu dan temuan awal:
Skrining berbasis risiko
  • Individu dengan risiko rata-rata:
Bagi mereka yang tidak memiliki faktor risiko signifikan, skrining akan direkomendasikan setiap 10 tahun sekali mulai usia 45 tahun.
  • Individu yang lebih berisiko:
Jika polip ditemukan, kolonoskopi mungkin perlu dilakukan lebih sering. Intervalnya dapat berkisar dari setiap 3-5 tahun sekali, tergantung pada jumlah, ukuran, dan jenis polip yang diangkat.
  • Individu dengan risiko tinggi:
Mereka yang memiliki riwayat keluarga penderita kanker usus besar, kondisi genetik tertentu, atau penyakit radang usus, mungkin memerlukan pengawasan yang lebih sering.
Skrining untuk tujuan pemantauan
Kolonoskopi lanjutan mungkin diperlukan untuk memantau perkembangan pemulihan atau untuk menentukan kebutuhan intervensi bedah di masa depan. Selain itu, kolonoskopi lanjutan juga diperlukan dalam kasus di mana pengangkatan polip tidak bisa selesai dalam satu sesi.

Pertanyaan yang Sering Ditanyakan

Meskipun biasanya cukup aman, risiko kolonoskopi dapat mencakup pendarahan (terutama jika polip diangkat), perforasi dinding usus besar, dan reaksi merugikan terhadap sedasi. Komplikasi ini jarang terjadi dan seringkali bisa ditangani.

Umumnya, Anda dapat kembali ke pola makan normal setelah prosedur kecuali jika dokter menyarankan sebaliknya. Namun, Anda biasanya akan disarankan untuk memulai dengan makanan ringan dan menghindari makanan berat atau berlemak setelah prosedur dilaksanakan.

Tidak. Anda akan membutuhkan seseorang untuk mengantar pulang karena efek sedatif dari obat bius. Anda disarankan untuk beristirahat selama sisa hari setelah menjalani prosedur.

Mayoritas pasien dapat melanjutkan aktivitas normal mereka pada esok hari setelah prosedur, meskipun masih disarankan untuk menghindari aktivitas berat dan angkat berat, setidaknya selama 24 jam, untuk memungkinkan tubuh bisa pulih sepenuhnya.

Lokasi

Colorectal Care Specialists (CRCS)

3 Mount Elizabeth, #14-15, Mount Elizabeth Medical Centre, Singapore 228510

Bicara dengan Kami!

    Mon to Fri : 8.30 am to 6.30 pm

    Sat : 8.30 am to 2.00 pm

    +65 6738 0328
    +65 9725 2381
    Copyright © 2024 Colorectal Care Specialists
    phone-handsetmap-markerclock