3 Mount Elizabeth, #14-15, Mount Elizabeth Medical Centre, Singapore 228510

Alasan Mengapa Anda Selalu Mengalami Perut Kembung

Ditulis oleh: TheCRCS
August 8, 2024

Kita semua pernah kembung, yaitu saat kita merasa baik-baik saja tiba-tiba perut membuncit seperti balon, membuat kita tidak nyaman dan kesakitan. Perut kembung adalah masalah umum yang memengaruhi jutaan orang di seluruh dunia, tetapi penyebabnya seringkali disalahpahami. Rasanya seperti perut tegang dan penuh yang dapat membuat pakaian terasa sesak dan terkadang bisa sangat menyakitkan. Sensasi ini dapat terjadi di saat yang paling tidak tepat, baik saat akan memberikan presentasi penting, makan bersama teman-teman, atau sekadar bersantai di rumah.

Bagi sebagian orang, kembung adalah ketidaknyamanan kecil yang akan segera berlalu. Namun bagi yang lain, ini bisa menjadi masalah berulang yang secara signifikan memengaruhi kehidupan sehari-hari, yang mengarah pada kebutuhan akan perawatan secara terus-menerus. Ketidakpastian dari kondisi ini dapat semakin membuat frustasi, karena tampaknya kembung menyerang tanpa peringatan atau penyebab yang jelas. Namun, mengapa ini bisa terjadi? Apakah karena sesuatu yang kita makan, gejala dari masalah kesehatan yang lebih serius, atau karena tubuh kita yang tidak dapat diprediksi?

Dalam blog ini, kita akan mengeksplorasi pemicu dan faktor-faktor umum yang mendasari terjadinya perut kembung. Dengan mengetahui alasan-alasan tersebut, kami ingin memberi Anda pemahaman yang lebih baik tentang kondisi tidak nyaman ini dan menawarkan saran praktis tentang cara mengatasinya. Baik Anda mengalami kembung sesekali atau itu merupakan kejadian biasa, mendapatkan wawasan tentang penyebabnya dapat membantu dalam mengambil kendali dan mencari bantuan medis.

  1. Makanan Penyebab Perut Kembung

Memahami penyebab kembung dari segi makanan sangat penting dalam mengelola dan mencegah ketidaknyamanan ini. Berikut adalah bagaimana faktor-faktor makanan dapat menyebabkan kembung dan memengaruhi sistem pencernaan Anda.

  • Makanan Penghasil Gas

Makanan tertentu diketahui menghasilkan lebih banyak gas selama pencernaan, sehingga dapat mengakibatkan kembung. Ini termasuk:

  • Kacang-kacangan dan lentil: kaya serat dan karbohidrat kompleks, kacang-kacangan [1] dan lentil [2] cukup sulit untuk dipecah sepenuhnya oleh sistem pencernaan. Mereka mengandung oligosakarida, hasil kondensasi yang difermentasi oleh bakteri usus, yang menghasilkan gas sebagai produk sampingan.
  • Sayuran cruciferous: sayuran yang termasuk golongan tanaman Brassica, seperti brokoli, kembang kol, kubis, dan kubis Brussel, kaya akan serat dan senyawa sulfur [3]. Meskipun sangat bergizi, proses fermentasinya di usus dapat menghasilkan produksi gas yang signifikan.
  • Minuman berkarbonasi: soda dan sparkling water [4] mengandung C02 yang terlarut, yang dapat menyebabkan penumpukan gas di perut. Kelebihan gas ini dapat menyebabkan sensasi kembung saat menumpuk di saluran pencernaan.
  • Pemanis buatan: jenis pemanis buatan, seperti sorbitol, manitol, dan xilitol [5], yang ditemukan dalam permen karet bebas gula, permen, dan beberapa makanan diet, tidak sepenuhnya dapat diserap oleh tubuh. Saat melewati usus besar, mereka difermentasi oleh bakteri, sehingga menghasilkan gas dan menyebabkan kembung.
gas producing foods
Sayuran cruciferous dapat menyebabkan kembung dan gas karena proses fermentasi di usus.
  • Intoleransi Makanan
    Intoleransi makanan dapat menyebabkan gangguan pencernaan dan kembung secara signifikan. Dua intoleransi yang umum terjadi adalah:
    • Intoleransi laktosa: intoleransi laktosa terjadi ketika tubuh kekurangan enzim laktase, yaitu gula yang ditemukan dalam susu dan produk susu yang dibutuhkan untuk memecah laktosa. Konsumsi laktosa dapat menyebabkan perut kembung, gas, diare, dan nyeri perut, karena laktosa yang tidak tercerna difermentasi di usus besar [6].
    • Intoleransi gluten dan penyakit celiac: sensitivitas gluten non-celiac dapat menyebabkan perut kembung, gas, dan ketidaknyamanan setelah mengonsumsi makanan yang mengandung gluten, seperti gandum, barli, dan gandum hitam [7]. Penyakit celiac adalah penyakit autoimun di mana konsumsi gluten dapat menyebabkan kerusakan pada usus kecil [8]. Gejalanya meliputi kembung parah, diare, dan malabsorpsi nutrisi.tolerances can cause significant digestive distress and bloating.

2. Faktor Gaya Hidup yang Menyebabkan Kembung

Pilihan gaya hidup kita berperan penting dalam kesehatan sistem pencernaan secara keseluruhan dan dapat berkontribusi pada frekuensi serta tingkat keparahan kembung. Berikut adalah beberapa faktor gaya hidup umum yang dapat mengakibatkan masalah pencernaan, seperti:

  • Stres dan masalah pencernaan: usus dan otak terhubung melalui gut-brain axis (sumbu penghubung saluran pencernaan dan otak), yang berarti bahwa stres psikologis dapat secara langsung memengaruhi fungsi gastrointestinal [9]. Stres juga dapat menyebabkan berbagai masalah pencernaan [10], termasuk kembung, dengan memicu perut untuk memproduksi lebih banyak asam, mengubah motilitas usus, dan meningkatkan sensitivitas usus. Selain itu, stres juga dapat memperburuk beberapa kondisi, seperti Sindrom Iritasi Usus Besar (IBS) [11], di mana kembung adalah gejala umum.
  • Gaya hidup sedentary (kurang gerak): aktivitas fisik secara teratur membantu merangsang kontraksi alami otot usus, yang memfasilitasi pergerakan makanan dan gas secara efisien melalui saluran pencernaan. Gaya hidup sedentary dapat memperlambat kontraksi tersebut, sehingga mengakibatkan pencernaan yang perlahan dan peningkatan kembung.
  • Perut Kembung karena Makan Tidak Teratur
    Kebiasaan makan tertentu dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami kembung yang konsisten. Ini termasuk:
    • Waktu makan yang tidak konsisten: melewatkan makan pada waktu yang tidak teratur dapat mengganggu ritme pencernaan alami tubuh. Sistem pencernaan Anda berfungsi paling baik ketika beroperasi pada jadwal yang teratur dan memproses makanan secara terduga. Pola makan yang tidak teratur dapat menyebabkan gangguan pencernaan, yang bisa mengakibatkan kembung.
    • Makan sembarangan dan berlebihan: makan sambil terganggu, seperti menonton TV atau bekerja, dapat menyebabkan makan secara berlebihan dan menelan kelebihan udara, yang keduanya dapat berkontribusi pada terjadi perut kembung. Sebaliknya, makan dengan penuh ketenangan, memperhatikan makanan yang sedang Anda makan, dan mengunyah dengan seksama, dapat meningkatkan kesehatan pencernaan dan mengurangi kemungkinan kembung.
    • Makanan besar dan makan larut malam: mengonsumsi makanan besar atau makan saat larut malam dapat membebani sistem pencernaan dan memperlambat prosesnya. Di sisi lain, makan lebih sering dapat membantu menjaga sistem pencernaan Anda berfungsi dengan lancar dan mencegah kembung.
 overeating and bloating singapore
Makan sembarangan dan makan berlebihan dapat menyebabkan kembung dengan membebani sistem pencernaan dan menyebabkan kelebihan gas.

3. Kondisi Medis yang Menunjukkan Gejala Kembung

Meskipun faktor diet dan gaya hidup merupakan kontributor umum dari kembung, kondisi medis tertentu juga dapat memainkan peran penting. Berikut adalah beberapa kondisi medis utama yang terkait dengan kembung:

  • Sindrom Iritasi Usus Besar (IBS): IBS adalah gangguan pencernaan kronis yang ditandai dengan berbagai gejala, seperti nyeri perut, kram, diare, sembelit, dan kembung. Penyebab IBS tidak diketahui secara pasti, tetapi diyakini merupakan kombinasi antara disfungsi gut-brain axis, peningkatan sensitivitas usus, dan motilitas usus yang tidak teratur. Faktor-faktor tersebut dapat menyebabkan produksi gas secara berlebihan dan gerakan usus yang tidak teratur, yang dapat menyebabkan kembung [12]. Mengelola perut kembung terkait IBS seringkali melibatkan perubahan pola makan, manajemen stres, dan terkadang pengobatan.
  • Small Intestinal Bacterial Overgrowth (SIBO): SIBO terjadi ketika ada peningkatan jumlah bakteri di usus kecil secara tidak terkendali. Kondisi ini dapat mengganggu penyerapan nutrisi dan menyebabkan masalah pencernaan. Bakteri berlebih akan memfermentasi makanan yang dicerna, menghasilkan gas yang menumpuk di usus, sehingga dapat menyebabkan kembung [13], nyeri perut, dan ketidaknyamanan.
  • Perubahan hormonal: perubahan hormon, terutama pada wanita, juga dapat memicu kembung. Banyak wanita mengalami perut kembung sebagai gejala sindrom pra-menstruasi (PMS) karena fluktuasi hormon yang menyebabkan tubuh menahan lebih banyak air dan garam. Kondisi seperti sindrom ovarium polikistik (PCOS) dan menopause juga dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon yang memengaruhi pencernaan dan retensi cairan [14]. Mengelola perut kembung terkait hormon seringkali melibatkan perubahan gaya hidup, penyesuaian pola makan, dan terkadang pengobatan untuk mengatasi ketidakseimbangan hormon yang mendasarinya.
 Irritable Bowel Syndrome and bloating singapore
IBS sering menyebabkan kembung karena gerakan usus yang tidak teratur dan peningkatan produksi gas.

Tips Praktis untuk Mengatasi dan Mencegah Perut Kembung

Mengelola dan mencegah perut kembung secara efektif seringkali membutuhkan kombinasi antara penyesuaian pola makan, perubahan gaya hidup, dan peningkatan kebiasaan makan. Berikut adalah beberapa tips praktis untuk membantu mengatasi perut kembung dan menjaga sistem pencernaan yang nyaman.

  1. Obat yang dijual bebas: untungnya, sebagian besar penyebab kembung perut yang sudah tercantum dapat diobati dengan mudah. Dokter mungkin akan meresepkan obat antasida yang dijual bebas [15] sebagai pereda kembung ketika kembung disebabkan oleh intoleransi makanan tertentu dan kelebihan gas. Jika nyeri perut dan kembung Anda disebabkan oleh sembelit, suplemen serat atau obat pencahar dapat diresepkan untuk membantu memudahkan buang air besar dan mengurangi kembung.
Over-the-counter antacids singapore
Antasida yang dijual bebas dapat membantu meredakan kembung dengan cara menetralkan asam lambung dan mengurangi gas.
  • Perubahan pola makan: dengan mencoba mengidentifikasi pemicu perut kembung, ini dapat membantu Anda mengatasi masalah berulang dengan sensasi yang dapat diprediksi. Bagi penderita penyakit celiac, menghilangkan gluten [16] sepenuhnya dari makanan mereka sering disarankan oleh tenaga medis untuk mencegah kondisi semakin buruk. Jika Anda didiagnosis menderita IBS, menghindari makanan penghasil gas tinggi (minuman bersoda dan beralkohol) dan mengikuti diet rendah FODMAP [17] terbukti efisien dalam mengurangi kembung.

    FODMAP adalah singkatan dari fermentable oligosaccharides, disaccharides, monosaccharides, and polyols. Diet ini memandu Anda untuk mengidentifikasi dan menghindari karbohidrat yang sulit dicerna, yang terkandung dalam biji-bijian, sayuran, buah-buahan, dan produk susu tertentu, seperti fruktosa, fruktan, dan laktosa. Diet rendah FODMAP dapat menghilangkan beberapa atau seluruh konsumsi berikut ini:
bloating singapore
FODMAP dalam beberapa makanan, seperti bawang bombay, bawang putih, dan apel, dapat menyebabkan kembung dan ketidaknyamanan pada pencernaan.
  • Pijat perut: memijat perut Anda dengan lembut [18] dapat meredakan kembung dengan melembutkan otot perut Anda dan mempercepat pencernaan. Hal ini akan memudahkan gas untuk melewati saluran pencernaan dan membantu menggerakkan tinja di sepanjang bagian usus besar.
  • Aktivitas fisik: aktif secara fisik, termasuk berlatih yoga, dapat merangsang proses pencernaan [19] dan mengurangi kembung. Aktivitas fisik akan meningkatkan aliran darah ke organ pencernaan dan meningkatkan relaksasi yang membantu meredakan gas serta meningkatkan motilitas usus.
yoga for bloating
Hero's Pose (Virasana) yoga dapat membantu mengatasi kembung dengan meningkatkan relaksasi serta membantu proses pencernaan.
  • Teh herbal: berbagai studi [20] menunjukkan bahwa teh herbal, seperti teh peppermint dan jahe, dapat mengurangi kembung secara efektif. Teh ini membantu mengendurkan otot sistem pencernaan, mengurangi gas, dan meningkatkan proses pencernaan secara keseluruhan, sehingga menawarkan pengobatan alami untuk meredakan kembung.
 Herbal teas for bloating
Jenis teh herbal, seperti peppermint, jahe, chamomile, adas, dan dandelion, dapat membantu meredakan kembung dengan menenangkan sistem pencernaan dan mengurangi gas.

Kapan harus memeriksakan diri ke dokter?

Meskipun umum bagi kita untuk sesekali mengalami kembung dan biasanya bukan merupakan penyebab kekhawatiran, ada kalanya kembung juga menjadi tanda masalah mendasar yang lebih serius, sehingga memerlukan perhatian profesional. Mengenali peringatan dan memahami tes diagnostik serta pilihan pengobatan perut kembung, dapat membantu Anda mengambil langkah-langkah yang diperlukan menuju kesehatan yang lebih baik. Penting untuk mengetahui kapan perut kembung sudah ebih dari sekadar ketidaknyamanan sistem pencernaan.

Jika Anda mengalami kembung secara terus-menerus dan tidak kunjung membaik meskipun sudah melakukan perubahan pola makan dan gaya hidup, atau jika kembung disertai dengan nyeri perut yang parah, penurunan berat badan, muntah, atau perubahan kebiasaan buang air besar, seperti diare kronis atau sembelit, inilah saatnya untuk mencari pertolongan medis. Gejala lain yang memerlukan intervensi dokter, termasuk darah dalam feses, demam, dan kesulitan menelan. Ini bisa menjadi tanda dari kondisi yang lebih serius, seperti infeksi saluran cerna, radang usus, atau bahkan jenis kanker tertentu.

Ketika Anda berkonsultasi dengan tenaga kesehatan profesional tentang kembung yang terjadi secara terus-menerus, mereka mungkin merekomendasikan berbagai tes diagnostik untuk menentukan penyebab yang mendasarinya. Ini dapat mencakup skrining usus untuk memeriksa infeksi dan peradangan, atau tes feses untuk mengidentifikasi parasit atau menyelidiki lebih lanjut keberadaan darah. Tes pencitraan, seperti USG, CT scan, atau endoskopi, juga dapat digunakan untuk melihat lebih dekat kondisi saluran pencernaan Anda.

Berdasarkan hasil pemeriksaan, dokter Anda akan menyarankan pilihan pengobatan yang sesuai. Pendekatan pengobatannya mungkin berkisar dari perubahan pola makan dan obat-obatan untuk mengelola gejala hingga perawatan yang lebih spesifik untuk beberapa kondisi, seperti IBS, SIBO, dan penyakit celiac. Dalam beberapa kasus, diperlukan juga rujukan ke dokter spesialis gastroenterologi untuk perawatan khusus.

Kesimpulan

Perut kembung bisa menjadi masalah menerus yang memengaruhi kenyamanan dan kualitas hidup, tetapi seringkali kita bisa untuk mengelolanya secara efektif. Dengan membuat pilihan makanan yang bijaksana, seperti menjauhi makanan penghasil gas yang diketahui dan memilih makanan yang ramah usus, Anda dapat secara signifikan mengurangi kembung. Demikian pula, dengan mengadopsi kebiasaan gaya hidup sehat, termasuk olahraga teratur dan manajemen stres yang efektif, mendukung proses pencernaan yang optimal.

Namun, jika perut kembung semakin parah atau kronis, penting untuk mencari pertolongan medis, karena mungkin mengindikasikan kondisi mendasar yang lebih serius. Dengan pendekatan yang tepat, Anda bisa mendapatkan sistem pencernaan yang lebih nyaman dan seimbang, yang dapat membantu memastikan hidup yang lebih sehat dan nyaman.

References

  1. “Why Do Beans Cause Gas?” Verywell Health, https://www.verywellhealth.com/why-do-beans-cause-gas-1942947.  Accessed 21 June 2024.
  2. Bellini, Massimo, et al. “Low Fermentable Oligo- Di- and Mono-Saccharides and Polyols (FODMAPs) or Gluten Free Diet: What Is Best for Irritable Bowel Syndrome?” Nutrients, vol. 12, no. 11, Nov. 2020, p. 3368. PubMed Central, https://doi.org/10.3390/nu12113368
  3. “Worst Foods for IBS Sufferers.” Advanced Endoscopy & Surgical Center, LLC, https://advancedendoscopy.com/news/worst-foods-for-ibssufferers. Accessed 21 June 2024.
  4.  “Is Carbonated (Sparkling) Water Good or Bad?” Healthline, 3 Nov. 2019, https://www.healthline.com/nutrition/carbonated-water-good-or-bad
  5. Lenhart, Adrienne, and William D. Chey. “A Systematic Review of the Effects of Polyols on Gastrointestinal Health and Irritable Bowel Syndrome.” Advances in Nutrition, vol. 8, no. 4, July 2017, pp. 587–96. PubMed Central, https://doi.org/10.3945/an.117.015560
  6. Robles, Luelle, and Ronny Priefer. “Lactose Intolerance: What Your Breath Can Tell You.” Diagnostics, vol. 10, no. 6, June 2020, p. 412. www.mdpi.com, https://doi.org/10.3390/diagnostics10060412
  7. Roszkowska, Anna, et al. “Non-Celiac Gluten Sensitivity: A Review.” Medicina, vol. 55, no. 6, June 2019, p. 222. www.mdpi.com, https://doi.org/10.3390/medicina55060222
  8. Lebwohl, Benjamin, and Alberto Rubio-Tapia. “Epidemiology, Presentation, and Diagnosis of Celiac Disease.” Gastroenterology, vol. 160, no. 1, Jan. 2021, pp. 63–75. ScienceDirect, https://doi.org/10.1053/j.gastro.2020.06.098
  9. Labanski, Alexandra, et al. “Stress and the Brain-Gut Axis in Functional and Chronic-Inflammatory Gastrointestinal Diseases: A Transdisciplinary Challenge.” Psychoneuroendocrinology, vol. 111, Jan. 2020, p. 104501. ScienceDirect, https://doi.org/10.1016/j.psyneuen.2019.104501
  10. Oroian, Bianca Augusta, et al. “New Metabolic, Digestive, and Oxidative Stress-Related Manifestations Associated with Posttraumatic Stress Disorder.” Oxidative Medicine and Cellular Longevity, edited by Juan F. Santibanez, vol. 2021, Dec. 2021, pp. 1–18. DOI.org (Crossref), https://doi.org/10.1155/2021/5599265
  11. Balmus, Ioana-Miruna, et al. “Irritable Bowel Syndrome and Neurological Deficiencies: Is There A Relationship? The Possible Relevance of the Oxidative Stress Status.” Medicina, vol. 56, no. 4, Apr. 2020, p. 175. www.mdpi.com, https://doi.org/10.3390/medicina56040175
  12. Serra, Jordi. “Management of Bloating.” Neurogastroenterology & Motility, vol. 34, no. 3, Mar. 2022, p. e14333. DOI.org (Crossref), https://doi.org/10.1111/nmo.14333
  13. Takakura, Will, and Mark Pimentel. “Small Intestinal Bacterial Overgrowth and Irritable Bowel Syndrome – An Update.” Frontiers in Psychiatry, vol. 11, July 2020. Frontiers, https://doi.org/10.3389/fpsyt.2020.00664
  14. Kałużna, Małgorzata, et al. “Are Patients with Polycystic Ovary Syndrome More Prone to Irritable Bowel Syndrome?” Endocrine Connections, vol. 11, no. 4, Apr. 2022. ec.bioscientifica.com, https://doi.org/10.1530/EC-21-0309
  15. Booth, Stephanie. “Remedies for Bloating.” WebMD, https://www.webmd.com/digestive-disorders/remedies-for-bloating.  Accessed 21 June 2024.
  16.  Medicine, Northwestern. “Celiac Disease vs. Gluten Intolerance (Infographic).” Northwestern Medicine, https://www.nm.org/healthbeat/healthy-tips/celiac-disease-vs-gluten-intolerance-infographic.   Accessed 21 June 2024.
  17. FODMAP Diet: What You Need to Know. 29 Dec. 2021, https://www.hopkinsmedicine.org/health/wellness-and-prevention/fodmap-diet-what-you-need-to-know
  18. Contributors, WebMD Editorial. “What to Know About Belly Massage for Digestion.” WebMD, https://www.webmd.com/digestive-disorders/what-to-know-about-belly-massage-for-digestion.  Accessed 21 June 2024. 
  19. D’Silva, Adrijana, et al. “Yoga as a Therapy for Irritable Bowel Syndrome.” Digestive Diseases and Sciences, vol. 65, no. 9, Sept. 2020, pp. 2503–14. Springer Link, https://doi.org/10.1007/s10620-019-05989-6
  20. Sattar, Tabinda. “Would Some Herbal Teas Play a Medicating Role for Certain Diseases?” Current Nutrition & Food Science, vol. 17, no. 2, Feb. 2021, pp. 176–88. IngentaConnect, https://doi.org/10.2174/1573401316666200514224433.

Lokasi

Colorectal Care Specialists (CRCS)

3 Mount Elizabeth, #14-15, Mount Elizabeth Medical Centre, Singapore 228510

Bicara dengan Kami!

    Mon to Fri : 8.30 am to 6.30 pm

    Sat : 8.30 am to 2.00 pm

    +65 6738 0328
    +65 9725 2381
    Copyright © 2024 Colorectal Care Specialists
    phone-handsetmap-markerclock