3 Mount Elizabeth, #14-15, Mount Elizabeth Medical Centre, Singapore 228510

Sindrom Iritasi Usus Besar

Sindrom Iritasi Usus Besar

Apa itu sindrom iritasi usus besar?

Sindrom iritasi usus besar atau irritable bowel syndrome (IBS) adalah kondisi umum yang mempengaruhi usus, dan berdampak pada sekitar 20% penduduk Singapura dari semua usia dan dari kedua jenis kelamin. Kondisi ini tidak memeiliki kaitan dengan penyakit radang usus atau kondisi usus lainnya. Sindrom iritasi usus besar dicirikan sebagai kondisi ketika isi usus bergerak terlalu lambat atau terlalu cepat melalui saluran cerna, sedangkan radang usus mengacu pada sekelompok kondisi usus yang memicu peradangan dan pembengkakan pada saluran pencernaan.
Selain itu, Sindrom iritasi usus besar dikategorikan menjadi 4 jenis, yaitu:
  • Konstipasi dominan.
  • Diare dominan.
  • Campuran.
  • Tidak terklasifikasi.
Sindrom Iritasi Usus Besar
sindrom iritasi usus besar
Sindrom iritasi usus besar sering dikaitkan dengan perubahan kebiasaan buang air besar yang disertai dengan kram perut hebat.

Apa saja penyebab sindrom iritasi usus besar?

Meskipun sindrom iritasi usus besar adalah kondisi medis yang umum, dokter tidak dapat menentukan penyebab pastinya. Namun, berikut adalah beberapa pemicu potensial yang telah dirumuskan melalui temuan kolektif para peneliti selama bertahun-tahun:
  • Perubahan bakteri usus, seperti pertumbuhan bakteri berlebihan.
  • Masalah dengan sistem saraf, seperti komunikasi yang buruk antara usus dan otak.
  • Kontraksi otot di usus.
  • Infeksi parah atau gastritis.
Jika Anda mencurigai bahwa Anda mungkin menderita sindrom iritasi usus besar, jadwalkan janji temu dengan Dr. Ronnie sekarang juga.

Apa saja gejala dari sindrom iritasi usus besar?

Sindrom iritasi usus besar dapat menyebabkan berbagai gejala, termasuk:
  • Perut kembung.
  • Kram perut.
  • Nyeri perut.
  • Perubahan kebiasaan buang air besar.
  • Perubahan konsistensi tekstur feses, seperti sembelit dan diare.
  • Kelelahan.
  • Sering bersendawa.
  • Kembung dan nyeri karena gas.
  • Mulas.
  • Lendir dalam tinja.
Namun, karena gejala-gejala tersebut bersifat universal, penting untuk mencari konsultasi medis yang tepat guna mendapatkan diagnosis yang akurat. Sangat penting bagi Anda untuk menemui dokter jika mulai mengalami:
  • Demam
  • Feses berdarah.
  • Berkeringat pada malam hari.
  • penderita gangguan kecemasan lebih berpotensi mengalami IBSpenderita gangguan kecemasan lebih berpotensi mengalami IBS
    Orang yang didiagnosis dengan kondisi kesehatan mental, seperti kecemasan dan depresi, lebih mungkin untuk mengalami sindrom iritasi usus besar.

    Siapa yang berisiko terkena sindrom iritasi usus besar di Singapura?

    Meskipun sindrom iritasi usus besar dapat terjadi pada semua usia, beberapa faktor risiko dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terkena kondisi ini, seperti:
    • Usia: sindrom iritasi usus besar lebih sering terjadi pada mereka yang berusia 20-an hingga 40-an.
    • Jenis kelamin: wanita lebih rentan terhadap iritasi ini karena sel-sel saraf yang bertanggung jawab untuk memfasilitasi pergerakan makanan melalui usus lebih lambat dibandingkan pria.
    • Riwayat keluarga dengan penyakit terkait usus: riwayat keluarga dengan sindrom iritasi usus besar, kanker usus, atau kanker ovarium, menunjukkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk didiagnosis dengan sindrom iritasi usus besar.
    • Alergi makanan: intoleransi makanan tertentu, seperti susu, dapat menyebabkan usus lebih sensitif, yang bisa memicu sindrom iritasi usus besar.
    • Riwayat kekerasan/trauma: orang dengan riwayat kekerasan emosional, fisik atau seksual, dan peristiwa traumatis, lebih mungkin untuk mengembangkan sindrom iritasi usus besar.
    • Peradangan: penanda peradangan yang tinggi dapat meningkatkan risiko seseorang terkena sindrom iritasi usus besar.
    • Diagnosis kesehatan mental: orang yang didiagnosis dengan kecemasan, depresi, atau kondisi kesehatan mental lainnya lebih mungkin untuk mengembangkan sindrom iritasi usus besar, karena emosi yang intens memicu senyawa kimiawi di otak yang menyebabkan reaksi usus.
    • Penyakit medis sebelumnya: riwayat infeksi saluran pencernaan sebelumnya dapat menyebabkan sindrom iritasi usus besar.

    Bagaimana diagnosis terhadap sindrom iritasi usus besar di Singapura?

    Sayangnya, tidak ada cara pasti untuk memastikan sindrom iritasi usus besar. Ketika datang untuk mendiagnosis kondisi ini, dokter lebih cenderung memulai proses diagnostik dengan pengecualian. Hal ini berarti menyingkirkan kemungkinan kondisi lain, seperti penyakit radang usus.

    Kami biasanya akan mulai dengan mengevaluasi riwayat medis Anda. Jika Anda telah mengalami gejala kondisi ini, dokter kami akan menanyakan kapan gejala tersebut mulai muncul dan tingkat keparahannya, dengan tujuan untuk memandu rencana diagnostik, seperti:
    Pemeriksaan fisik:
    pemeriksaan fisik diperlukan saat dokter memeriksa perut Anda untuk menentukan seberapa keras atau lembutnya perut guna memeriksa apakah terjadi kembung.
    Tes darah:
    tes darah dapat membantu dokter dalam memeriksa anemia serta menyingkirkan penyakit celiac sebagai kemungkinan diagnosis.
    Kolonoskopi:
    jika Anda memiliki riwayat radang usus, dokter mungkin akan meminta Anda menjalani kolonoskopi untuk memeriksa adanya kolitis, kanker usus, atau penyakit Crohn.

    Apa saja pilihan pengobatan untuk sindrom iritasi usus besar di Singapura?

    Metode pengobatannya seringkali berfokus pada menghilangkan gejala, pencegahan, dan juga pengelolaan faktor pemicu. Karena tingkat keparahan gejala ini berbeda-beda untuk setiap pasien, rencana pengobatan seringkali disesuaikan secara khusus untuk memberikan bantuan optimal kepada pasien. Di CRCS, pengobatan sindrom iritasi usus besar terdiri dari:
    Perubahan pola makan:
    Jika Anda mengalami gejala seperti perut kembung, kram, dan nyeri, perubahan pola makan akan membantu mengurangi gejala tersebut. Jenis makanan tertentu diketahui dapat memicu sindrom iritasi usus besar, sehingga membatasi asupannya akan membantu Anda secara efektif mengurangi ketidaknyamanan dan munculnya gejala. Dokter spesialis kami sangat efektif dalam membimbing pasien dalam menyusun rencana diet sehat yang unik untuk kondisi dan kebutuhan spesifik masing-masing.
    Obat-obatan:
    Selain itu, Anda juga akan diberikan obat-obatan untuk mengelola gejala:
  • Antibiotik: untuk membantu menyeimbangkan mikroba di dalam usus.
  • Antidiare: dengan memperlambat gerakan usus dan mengurangi frekuensi buang air besar, ini akan membantu meningkatkan konsistensi feses.
  • Antidepresan dosis rendah: obat-obatan ini membantu membuat sistem saraf usus kurang reaktif terhadap stres emosional dan makanan pemicu sindrom iritasi usus besar.
  • Relaksan otot: obat relaksan otot membantu mengurangi dan mencegah kram perut.
  • Pertanyaan yang Sering Ditanyakan

    Pasien menggambarkan sindrom iritasi usus besar sebagai rasa sakit tumpul dan berdenyut yang sering terjadi di perut.

    Ya, produk susu adalah salah satu pemicu sindrom iritasi usus besar. Bahkan, dengan mengurangi asupan laktosa dari makanan, Anda secara bertahap akan mulai mengalami gejala dalam jumlah yang lebih sedikit.

    • Beberapa pengobatan rumahan yang dapat Anda coba adalah:
    • Makan makanan dengan serat tinggi.
    • Berolahraga secara teratur.
    • Tidur cukup.
    • Melakukan teknik relaksasi, seperti yoga dan meditasi, untuk menenangkan sistem saraf usus Anda.

    Sayangnya, sindrom iritasi usus besar tidak dapat disembuhkan. Setelah Anda didiagnosis dengan kondisi ini, pengobatan lebih sering melibatkan penanganan gejala dan faktor pemicu.

    Lokasi

    Colorectal Care Specialists (CRCS)

    3 Mount Elizabeth, #14-15, Mount Elizabeth Medical Centre, Singapore 228510

    Bicara dengan Kami!

      Mon to Fri : 8.30 am to 6.30 pm

      Sat : 8.30 am to 2.00 pm

      +65 6738 0328
      +65 9725 2381
      Copyright © 2024 Colorectal Care Specialists
      phone-handsetmap-markerclock