3 Mount Elizabeth, #14-15, Mount Elizabeth Medical Centre, Singapore 228510

Tumor Usus Buntu

Tumor Usus Buntu

Apa itu tumor usus buntu?

Tumor usus buntu adalah pertumbuhan massa langka yang berkembang di usus buntu (yang juga tempat terjadinya radang usus buntu). Sel tumor ini bisa bersifat jinak (non-kanker) atau ganas (kanker), dan variasi dalam hal perilaku, pola pertumbuhan, presentasi klinis, dan pengobatannya, dapat sangat beragam.
Tumor usus buntu jinak termasuk ke dalam jenis adenoma usus buntu, yaitu tumor non-kanker bergejala dan dapat tumbuh besar, tetapi biasanya tidak menyebar di area luar usus buntu. Sedangkan tumor usus buntu ganas, atau disebut juga sebagai neoplasma usus buntu, meliputi jenis-jenis berikut:
  • Tumor karsinoid: adalah jenis kanker usus buntu yang paling umum dengan tingkat pertumbuhan yang lambat. Tumor neuroendokrin ini cenderung memiliki prognosis yang baik.
  • Mucinous adenocarcinoma: merupakan jenis tumor yang menghasilkan musin (zat seperti lendir yang melindungi saluran pencernaan). Penumpukan musin yang disebabkan oleh tumor ini dapat menyebabkan pecahnya usus buntu yang berisi lendir (atau disebut juga sebagai mukokel). Hal ini memungkinkan sel kanker menyebar ke bagian tubuh lain.
  • Non-mucinous adenocarcinoma: adalah jenis tumor usus buntu langka dan agresif yang menyebar melalui sistem limfatik. Dengan produksi zat musin yang lebih sedikit, perilaku non-mucinous adenocarcinoma cenderung mirip dengan sel kanker kolorektal, dan sering ditemukan saat seseorang menjalani apendektomi.
  • Goblet cell carcinoma: merupakan jenis tumor langka dan agresif yang mungkin menunjukkan karakteristik dari adenokarsinoma dan karsinoid. Namun, tumor kanker ini memiliki prognosis yang lebih buruk daripada tumor usus buntu karsinoid normal, karena cenderung akan menyebar ke bagian tubuh lain.

Apa saja penyebab tumor usus buntu?

Penyebab pasti dari tumor usus buntu belum sepenuhnya dipahami, tetapi kemungkinan ada keterlibatan antara kombinasi mutasi genetik dan perubahan sel. Tumor ini muncul dari sel epitel yang melapisi usus buntu dan dapat mengalami mutasi yang menyebabkan pertumbuhan sel secara tidak terkendali. Perubahan genetik spesifik, seperti mutasi pada gen KRAS, GNAS, dan TP53, dikaitkan dengan berbagai jenis tumor usus buntu. Mutasi ini dapat mengganggu regulasi siklus sel normal, mendorong pembentukan dan proliferasi sel tumor.
Selain itu, peradangan kronis pada usus buntu dapat berkontribusi pada lingkungan sekitarnya yang mendorong transformasi menjadi ganas. Seiring waktu, sel-sel abnormal ini dapat terakumulasi, membentuk tumor yang akhirnya dapat menyerang jaringan di sekitarnya atau bermetastasis ke bagian tubuh lain.

Apa saja gejalanya?

Tumor usus buntu mungkin tidak menunjukkan gejala pada tahap awal. Ketika gejala muncul, mereka dapat mencakup nyeri perut, perubahan kebiasaan buang air besar, benjolan massa di perut yang bisa diraba, penurunan berat badan, dan gejala radang usus buntu (nyeri perut kanan bawah). Namun, berbagai jenis tumor usus buntu dapat menunjukkan gejala yang berbeda, seperti yang tercantum dalam tabel di bawah ini:
Jenis Tumor Usus Buntu Gejala
Adenoma Usus Buntu (jinak) Seringkali muncul tanpa gejala, tetapi dapat menyebabkan nyeri atau ketidaknyamanan perut jika ukurannya membesar.
Tumor Karsinoid Usus Buntu (ganas) Dapat menghasilkan hormon yang menyebabkan kemerahan, diare, atau gejala lain yang terkait dengan pelepasan hormon.
Adenokarsinoma Usus Buntu (ganas) Nyeri perut, perubahan kebiasaan buang air besar, penurunan berat badan, dan benjolan massa yang dapat diraba di perut.
Jika Anda mengalami salah satu dari gejala di atas, segera jadwalkan janji temu dengan dokter kami di CRCS Clinic hari ini.
Nyeri tumor usus buntu umumnya terpusat di perut bagian kanan bawah.

Bagaimana langkah diagnosisnya?

Tumor usus buntu biasanya terdeteksi dengan metode berikut:
Riwayat medis dan pemeriksaan fisik:
dokter Anda biasanya mulai pemeriksaan dengan mengevaluasi riwayat medis Anda dan keluarga untuk menentukan kemungkinan adanya tumor di dalam usus buntu, yang diikuti dengan pemeriksaan fisik. Ketika ada massa di usus buntu, benjolan di perut kanan bawah (tempat usus buntu berada) mungkin dapat diraba oleh dokter selama pemeriksaan fisik.
Tes pencitraan:
tes pencitraan, seperti USG, CT scan, MRI scan, dan PET scan, dapat membantu dokter memvisualisasikan tumor di dalam atau di sekitar usus buntu serta menilai sejauh mana penyebarannya (apakah telah menyebar ke bagian tubuh lain).
Biopsi:
prosedur biopsi sering diperlukan untuk mengonfirmasi jenis tumor. Biopsi dilakukan dengan mengambil sepotong kecil jaringan usus buntu atau tumor itu sendiri dan kemudian dibawa ke laboratorium. Pemeriksaan histologis dilakukan dengan mengevaluasi sampel jaringan dengan mikroskop untuk memeriksa adanya sel-sel yang bermutasi atau sel kanker serta menentukan karakteristik tumor.
Kolonoskopi:
kolonoskop, sebuah selang panjang dengan lampu dan kamera di ujungnya, akan dimasukkan dari rektum (dubur) menuju usus besar Anda. Tumor usus buntu dapat dilihat ketika sel tumor menonjol keluar dari usus buntu ke usus besar.
Kolonoskopi merupakan prosedur diagnostik yang andal dalam mendeteksi tumor usus buntu.
Jika Anda telah melakukan tes diagnostik ini di tempat lain, dokter kami di CRCS Clinic dapat memberi Anda pendapat kedua (second opinion).

Apa saja pilihan pengobatan untuk tumor usus buntu di Singapura?

Langkah pengobatan tergantung pada jenis, ukuran, dan stadium tumor. Berikut adalah beberapa metode pengobatan umum yang dipakai untuk mengobati tumor usus buntu:
Operasi:
Pengangkatan usus buntu (apendektomi) mungkin cukup untuk mengobati tumor berukuran kecil (kurang dari 1 atau 2 cm) yang tidak tumbuh ke organ lain.
  • Hemikolektomi:
Jika tumor usus buntu tampak sebagai tumor karsinoid yang berpotensi kanker dengan ukuran lebih besar dari 2 cm dan lebih agresif, dokter akan menyarankan pengangkatan sebagian usus besar Anda yang bersebelahan dengan usus buntu melalui hemikolektomi, selain apendektomi sebagai pilihan pengobatan.
  • Sitoreduksi:
Jika tumor usus buntu Anda terdeteksi saat sudah menyebar ke bagian tubuh lain (tumor non-karsinoid stadium lanjut), dokter mungkin akan menyarankan operasi debulking (sitoreduksi), yang melibatkan pengangkatan tumor bersamaan dengan akumulasi lendir jika ada (yang dapat melegakan perut kembung), serta organ mana pun tempat tumor telah bermetastasis, seperti bagian usus, ovarium, rahim, limfa, kantong empedu, dan peritoneum (lapisan rongga perut).
Kemoterapi:
Pengobatan ini mungkin disarankan sebelum operasi atau sebagai terapi pendukung pasca operasi jika sel tumor lebih agresif dan berukuran lebih besar dari 2 cm atau jika kanker usus buntu telah menyebar ke bagian tubuh lain (terutama kelenjar getah bening). Kemoterapi untuk tumor usus buntu biasanya diberikan dengan menyuntikkan obat langsung ke perut (kemoterapi regional) atau ke aliran darah (kemoterapi sistemik) yang terkadang diberikan dalam bentuk pil minum, atau kombinasi keduanya.
Hyperthermic Intraperitoneal Chemotherapy (HIPEC):
Ini adalah jenis kemoterapi regional yang diberikan selama operasi, saat Anda berada dalam pengaruh bius umum. HIPEC melibatkan pemanasan obat kemoterapi dan memompanya langsung ke dalam rongga perut Anda, di mana metode kemoterapi tradisional tidak dapat mencapainya secara efektif. Pilihan pengobatan ini mengintensifkan efek obat anti-kanker sembari langsung menargetkan sel-sel kanker, sehingga memberikan prognosis yang lebih baik kepada pasien tumor usus buntu stadium lanjut.
Terapi target obat:
Pendekatan terapeutik ini menargetkan sel-sel kanker sehingga lebih sedikit sel sehat yang rusak dibandingkan dengan kemoterapi. Terapi target mengobati kanker dengan menghancurkan protein atau gen spesifik yang mendorong pertumbuhan dan penyebaran tumor ke bagian tubuh lain.
Radiasi:
Perawatan ini dipakai untuk mengobati banyak jenis kanker, tetapi jarang diterapkan ke dalam aturan pengobatan tumor usus buntu. Ini mungkin direkomendasikan oleh dokter jika tumor Anda telah menyebar ke bagian tubuh lain.

Pertanyaan yang Sering Ditanyakan

Tumor usus buntu sebenarnya termasuk jarang terjadi, dengan insiden sekitar 1-2 kasus per 1 juta orang setiap tahunnya. Tumor ini sering ditemukan secara kebetulan selama operasi untuk kondisi lain.

Kemungkinannya untuk kambuh tergantung pada jenis dan stadium tumor. Menjadwalkan janji temu tindak lanjut secara rutin dan menjalani tes pencitraan penting untuk memantau setiap tanda kekambuhan.

Ya, beberapa jenis tumor usus buntu, terutama yang ganas, dapat menyebar ke bagian tubuh lain, termasuk peritoneum, hati, dan kelenjar getah bening. Proses ini dikenal sebagai metastasis.

 

Pemulihan pasca operasi akan bervariasi, tetapi biasanya mencakup rawat inap di rumah sakit selama beberapa hari, diikuti dengan istirahat beberapa minggu di rumah. Pasien mungkin mengalami nyeri dan perlu menghindari aktivitas berat selama periode ini.

Frekuensi pemeriksaan tindak lanjut tergantung pada jenis tumor dan pengobatannya. Biasanya, pada tahap awal pasca pengobatan, pasien akan menjalani pemeriksaan setiap beberapa bulan yang dapat berkurang menjadi kunjungan tahunan jika tidak ada tanda-tanda kekambuhan.

Meskipun tidak ada larangan khusus terkait makanan, menjaga pola makan seimbang dan sehat dapat mendukung pemulihan dan kesejahteraan secara keseluruhan. Dokter mungkin akan memberikan saran diet yang dipersonalisasi berdasarkan pengobatan dan status kesehatan Anda.

Lokasi

Colorectal Care Specialists (CRCS)

3 Mount Elizabeth, #14-15, Mount Elizabeth Medical Centre, Singapore 228510

Bicara dengan Kami!

    Mon to Fri : 8.30 am to 6.30 pm

    Sat : 8.30 am to 2.00 pm

    +65 6738 0328
    +65 9725 2381
    Copyright © 2024 Colorectal Care Specialists
    phone-handsetmap-markerclock