3 Mount Elizabeth, #14-15, Mount Elizabeth Medical Centre, Singapore 228510
Diposting oleh: Dr. Ronnie Mathew, Konsultan Senior Bedah, CRCS
Kanker kolorektal atau kanker usus besar semakin banyak terjadi pada kalangan orang dewasa muda. Skenario yang mengkhawatirkan ini telah menarik perhatian berbagai pihak sejak beberapa waktu lalu (1-3). Hal ini semakin disoroti dalam artikel terbaru di bulan Desember 2024 dari Lancet Oncology (4), di mana tampaknya ada tren peningkatan secara tajam terkait kasus kanker kolorektal yang mengkhawatirkan di antara mereka dengan usia 20 hingga 50-an tahun: di antara Gen-Z, Millennial, dan Gen-X.
Kebanyakan dari mereka tidak memiliki riwayat keluarga atau faktor risiko kanker kolorektal, seperti obesitas, yang membuat tren ini menjadi sangat mengkhawatirkan. Lonjakan ini masih menjadi misteri medis yang membingungkan bagi para dokter (5), seperti yang tercatat dalam catatan opini dari American College of Surgeons. Secara tradisional, riwayat keluarga/faktor keturunan merupakan faktor yang menyebabkan munculnya kanker kolorektal di kalangan populasi yang lebih muda. Namun, tren yang ada dan bertahan sekarang ini tidak mungkin hanya disebabkan oleh faktor keluarga/keturunan. Disinyalir ada lebih banyak faktor lagi yang berperan dalam peningkatan kasus kanker kolorektal ini secara global.
Meskipun, kondisi ini bisa jadi dipicu oleh beberapa penyebab umum, seperti pola makan, gaya hidup, dll., faktor epigenetik mungkin lebih mungkin menjadi penyebabnya. Sederhananya, epigenetik mengacu pada bagaimana perilaku dan lingkungan dapat menyebabkan perubahan yang memengaruhi cara kerja gen kita. Faktor penting yang perlu diperhatikan adalah bahwa tidak seperti perubahan genetik (mutasi) pada umumnya, perubahan epigenetik bersifat reversibel/bolak-balik (pada dasarnya, mereka tidak mengubah urutan DNA). Potensi pembalikan ini memberi harapan bahwa jika kita dapat menemukan faktor-faktor ini, ada kemungkinan untuk dapat menghentikan atau mengurangi tren peningkatan kanker kolorektal pada kalangan yang lebih muda.
Sampai saatnya datang, sangat penting bagi program skrining populasi nasional untuk deteksi kanker kolorektal dimulai dari usia yang lebih muda. Saat ini, sebagian besar negara di dunia Barat memulainya pada usia 50 tahun. Di antara pakar global lainnya, Dr. Ronnie Mathew, Direktur dari Colorectal Care Specialists (CRCS), adalah salah satu pendukung yang menyerukan kepada semua perkumpulan/asosiasi usus besar di seluruh dunia untuk mempertimbangkan revisi terhadap pedoman usia skrining masyarakat dari yang saat ini 50 tahun menjadi setidaknya 45 tahun (atau bahkan 40 tahun untuk negara tertentu dengan statistik peningkatan kanker yang lebih tinggi pada orang yang lebih muda).
Sementara itu, kita harus terus mengurangi atau memodifikasi faktor-faktor risiko kanker kolorektal yang sudah diketahui, seperti:
Selain itu, beberapa kalangan yang lebih berisiko dan memerlukan pengawasan, di antaranya:
Beberapa gejala, seperti pendarahan rektum, nyeri perut, perubahan kebiasaan buang air besar, penurunan berat badan, dan rasa lelah (yang disebabkan oleh rendahnya kadar hemoglobin dalam darah), sering terlewat atau diabaikan. Hal ini dapat menunda diagnosis dan perkembangan stadium penyakit yang lebih lanjut. Jika gejala-gejala tersebut muncul, segeralah menemui dokter. Meningkatkan kesadaran akan tanda-tanda kanker kolorektal dan mendorong tindakan tepat waktu dapat menyelamatkan nyawa.
Perlu dicatat, biasanya gejala tidak muncul pada tahap awal kanker kolorektal. Oleh karena itu, deteksi dini melalui skrining, seperti kolonoskopi, atau partisipasi dalam skrining nasional (seperti tes darah samar/imunokimia feses) sangat penting.tial.
Kanker kolorektal adalah salah satu dari sedikit jenis kanker yang seringkali dapat dicegah. Kolonoskopi secara konsisten terbukti menjadi pilihan ideal di antara semua intervensi/tes untuk mendiagnosis atau mengurangi/menghindari risiko kanker jenis ini. Hal ini karena sebagian besar kanker kolorektal berkembang dari polip, dan polip tersebut dapat ditemukan serta diangkat saat menjalani prosedur kolonoskopi. Pengangkatan polip penting sebelum mereka memiliki kesempatan untuk berkembang menjadi sel kanker.